KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahasa
Indonesia sebagai Pemersatu di Tengah Keberagaman Suku Bangsa”. Penyusunan
makalah ini untuk melengkapi tugas akhir semester mata kuliah Aplikasi
Pendidikan Bahasa Indonesia.
DOWNLOAD VERSI BAHASA INDONESIA : KLIK DI SINI
Dewasa ini penggunaan bahasa merupakan sarana untuk melakukan komunikasi secara baik dengan orang lain. Untuk itu, peran bahasa sangat besar pengaruhnya sebagai pemersatu dan juga pemecah belah antar bangsa. Dengan penyusunan makalah ini penulis berusaha menggali arti penting Bahasa Indonesia sebagai sarana pemersatu bangsa di tengah keberagaman suku dan bangsa yang ada di Indonesia.
Dalam
penyusunan makalah ini tentunya sangat melelahkan. Namun, karena ada dorongan
dan bantuan dari banyak pihak sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih yang tiada
terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan
dorongan secara moril dan matriil. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak
Prof. Ir. H. Sunarpi, P.hD, selaku rektor Universitas Mataram
2. Bapak
Prof. Drs. H. Thatok Asmony, MBA, DBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Mataram
3. Ibu
Hj. Susi Retna C, SE, M.Si. Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Mataram
4. Bapak
Drs. H. Nasaruddin M. Ali, selaku pembimbing mata kuliah Aplikasi Pendidikan
Bahasa Indonesia atas segala bimbingan dan motivasi selama membina mata kuliah
Aplikasi Pendidikan Bahasa Indonesia.
5. Ibu
Biana Adha Inapty, SE, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademis atas keluangan
waktunya.
6. Rekan-rekan
mahasiswa akuntansi semester satu ruang IIIAE6, atas bantuan informasi dan
kerjasamanya
7. Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya
makalah ini, namun karena keterbatasan tidak mampu untuk penulis sebutkan
satu-satu.
Namun,
penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki
penulis menyebabkan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan
saran dari Bapak/Ibu, rekan-rekan semua yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya,
semoga apa yang penulis sajikan dalam makalah ini dapat berguna bagi kita semua
dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan Bahasa
Indonesia.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Narmada,
1 Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul....................................................................................................
Kata
Pengantar.................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. LATAR
BELAKANG........................................................................... 1
B. RUMUSAN
MASALAH....................................................................... 2
C. BATASAN
MASALAH........................................................................ 3
D. TUJUAN
PENELITIAN........................................................................ 3
BAB
II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 4
BAB
III PEMBAHASAN................................................................................. 5
BAB
IV PENUTUP........................................................................................... 8
A. SIMPULAN
.......................................................................................... 8
B. SARAN.................................................................................................. 8
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Tehnologi yang sangat pesat dari akhir abad 19 sampai abad 20, bahkan
perkembangan yang sangat pesat ini berlanjut pada abad ke 21 seperti yang kita
rasakan sekarang ini. Jika kita melihat dari sejarahnya pada abad 18 yang lalu
ilmu pengetahuan masih berbasis pada industrialisasi dan revolusi pada bidang
industry dan pertanian, dimana moderinasi pada abad tersebut masih berbasis
pada perubahan dan perkembangan pada alat-alat pertanian.
Sehingga
perkembangan tersebut tidak bisa di rasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di
semua belahan dunia, revolusi ini masih terbatas pada beberapa Negara yang
mengalami revolusi industri tersebut. Negara-negara tersebut antara lain :
Inggris, Prancis dan Amerika Serikat. Namun, yang terjadi pada akhir abad ke 19
adalah terjadinya revolusi besar-besaran di segala bidang kehidupan ketika
mulai di kenalnya alat bantu komunikasi. Perkembangan alat bantu komunikasi
sampai dengan hari ini dapat menjadi manfaat yang luar biasa bagi kita dan dapat
juga menjadi ancaman yang paling utama.
Hal
utama yang dapat menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat
tersebut di sebabkan oleh perkembangan komunikasi yang tiada lain maknanya
adalah perkembangan terhadap bahasa. Dengan bahasa perdagangan dapat dilakukan,
dengan bahasa juga membuat hubungan antar Negara menjadi lebih baik.
“Bahasa
adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok
sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.” Ferdinand De Saussure
Kalau kita melihat secara spesifik lagi di Negara
kita, sadar ataupun tidak sadar Negara kita adalah Negara yang sangat kaya akan
bahasa, variasi bahasa daerah yang digunakan dapat di lihat di setiap provinsi,
contohnya saja antara Jawa Barat dengan DKI Jakarta dimana satu daerah tersebut
menggunakan bahasa sunda dan satunya menggunakan bahasa betawi, yang lebih kaya
lagi jika kita melihat di provinsi kita Nusa Tenggara Barat, disini setidaknya
ada 3 suku besar yaitu sasak, sawama dan mbojo. Namun, ketiga suku tersebut
tingkatan dan jenis bahasa yang digunakan sangat beragam. Sehingga ketika
seseorang hanya mampu menggunakan bahasa sasak dalam pergaulan sehari-hari
tidak akan pernah mengerti jika di datang ke suatu tempat yang juga menggunakan
bahasa sasak, namun dengan logat yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan suatu bahasa persatuan
yang dapat di mengerti oleh setiap lapisan masyarakat, suku bangsa, dan adat.
Sehingga variasi bahasa yang kita miliki tetap lestari yang di naungi oleh
bahasa persatuan tersebut. Ini sebagaimana di kemukakan oleh salah seorang ahli
tentang arti bahasa
“Bahasa
adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam
bahasa itu” William A. Haviland
Dengan adanya bahasa persatuan ini akan membuat persatuan yang lebih erat
di antara setiap suku di tengah ke-bhinekaan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa hal yang mempengaruhi orang menggunakan
bahasa?
2. Bagaimana
ciri dari bahasa persatuan?
3. Bagaimana
cara mewujudkan bahasa persatuan?
4. Apakah
dalam setiap variasi bahasa memiliki persamaan?
C.
Batasan
Masalah
1. Hal-hal
yang mempengaruhi terbatas pada daerah yang ada di Lombok yang meliputi aspek
kultur masyarakat; dan pengaruh budaya.
2. Hanya
melihat dari sisi penggunaan unsur serapan bahasa daerah terhadap Bahasa
Indonesia
3. Ciri
pengwujudan bahasa secara umum
4. Persamaan
dalam mengucapkan beberapa kata
D.
Tujuan
Peneliatian
1. Tujuan
Umum
Melihat peran Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus sebagai identitas nasional bangsa.
2. Tujuan
Khusus
a. Melihat
peran Bahasa Indonesia di tengah keberagaman suku yang ada di pulau Lombok
b.Melihat
peran bahasa Indonesia dalam memudahkan komunikasi dengan masyarakat dengan
variasi bahasa daerah yang berbeda.
c. Melihat
kemudahan komunikasi yang terjalin setelah menggunakan bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Seperti
kita ketahui bersama cakupan ilmu tentang bahasa sangat luas sekali, mulai dari
penggunaan kata, sampai dengan “ilmu bahasa” yang lazim di sebut lingustik (Matthews 1997).
Linguistik
adalah ilmu yang menelaah keuniver salah bahasa atau telaah tentang asas-asas
umum yang berlaku pada bahasa secara universal. Salah satu prinsip dasar
linguistik adalah bahasa adalah vocal, dimana hanya ujaran sajalah yang
mengandung segala tanda utama suatu bahasa. Linguistik ini sendiri memiliki
banyak sekali cabang-cabang antara lain: Morfologi; sintaksis; Fonologi dan
masih banyak lagi cabang yang lain. Salah satu cabang linguistik tersebut
adalah Fonologi.
Fonologi
adalah cabang linguistik yang salah satunya mempelajari seluk beluk suku kata.
Suku kata bisa dihitung dengan melihat jumlah bunyi vokal yang ada dalam kata
itu. Suku kata jika bergabung maka akan membentuk kata yang nantinya memiliki
makna sendiri, sehingga sempurnalah sebuah bahasa itu.
Dalam
makalah-makalah sebelum banyak sekali yang berbicara tentang linguistic antara
lain; Iput Rahayu Ningsih dalam makalahnya yang berjudul linguistik umum;
makalah dengan judul yang sama juga di tulis oleh Wiwin Windayanti; dan Bahasa
Indonesia sebagai pemersatu bangsa dalam bingkai multikultularisme yang ditulis
oleh Asep Muhyidin.
Ketiga
makalah di atas penulis jadikan refrensi dalam pembuatan makalah ini. Namun,
karena cakupan makalah yang penulis buat lebih kecil, maka dalam
makalah-makalah sebelumnya penulis hanya mengambil beberapa bagian saja.
Batasan-batasan yang penulis ambil untuk dipergunakan dalam pembuatan makalah
ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan ucapan “Fonologi” dan keterkaitannya
Bahasa Indonesia yang dalam fungsi sebagai bahasa persatuan.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahasa
merupakan alat komunikasi yang di gunakan oleh manusia sejak zaman pra sejarah.
Bahasa ini secara umum dapat kita bagi menjadi 3 yaitu: bahasa lisan, bahasa
tulisan, dan bahasa tubuh (gesture, mimik,dll.). Pada awal perkembangannya
penggunaan bahasa hanya terbatas pada gerak tubuh, kemudian bergerak menuju
tulisan dengan menggunakan simbol-simbol sampai pada akhirnya karena pengaruh
tulisan dan gerak tubuh tersebut terbentuklah suatu ucapan yang menjadi
kesepakatan bersama mereka sehingga menimbulkan bahasa lisan.
Bahasa
dewasa ini memegang peranan penting dalam mempersatukan masyarakat, karena
seperti yang telah di jelaskan di atas, proses pembentukan bahasa lisan
merupakan hasil kesepakatan penyebutan oleh sebagian orang yang belum tentu
dimengerti oleh sebagian orang yang lain di luar kelompok mereka tersebut.
Bahkan bisa jadi penamaan mereka terhadap suatu benda yang sama dapat berbeda
karena proses terbentuknya seperti yang di sebutkan di atas. Hasil dari proses
pembentukan bahasa lisan (ucapan terhadap suatu benda) yang di berikan oleh
nenek moyang kita ataupun yang di pengaruhi oleh faktor-faktor lain sangat
nyata adanya sekarang dan dapat kita buktikan dengan penggunaan bahasa
daerahnya masing-masing wilayah.
Penelitian
kepustakaan dari aspek kebahasaan yang dilakukan oleh penulis di wilayah Lombok
saja sedikitnya ada 4 macam bahasa lisan (dialek) yaitu : dialek selaparang,
dialek pujut, dialek bayan dan dialek pejanggik. Yang masing-masing dialek
tersebut dalam penyebutan satu benda yang sama pun dapat berbeda. Kekayaan bahasa
ini tidak hanya sebatas pada lintas dialek saja, namun persebaran bahasa yang
sangat beragam ini juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti daerah asal suatu
masyarakat. Sebagai contoh jika di wilayah Narmada dan sekitarnya menggunkan
dialek selaparang. Namun, jika ada wilayah yang ada di Narmada, namun garis
keturunan nenek moyangnya berasal dari rumpun dialek yang berbeda maka
penggunaan bahasanya juga akan berbeda.
Sebagai
contoh nyata yang penulis lakukan penelitian di daerah penulis sendiri yaitu di
wilayah Lembuak. Desa Lembuak memiliki terdiri atas lima dusun yaitu: Lembuak
Timur, Lembuak Barat, Lembuak Kebon, Lembuak Mekar Indah, dan Telage Ngembeng
Dasan. Keempat rumpun Lembuak tersebut (Timur, Barat, Kebon, dan MI) merupakan
satu rumpun karena dari garis keturunan yang sama, namun dengan Telage Ngembeng
Dasan yang notabenenya garis rumpunnya berbeda maka penggunaan bahasa daerah
juga sangat berbeda sekali.
Contoh
penyebutan ini dapat di lihat di tabel
Kata yang di maksud
|
Penyebutan Orang Lembuak
|
Penyebutan Orang Telage Ngembeng
|
TIMUR
|
TIMUK
|
BONGKOT
|
Perbedaan
ini juga terjadi ketika kita membandingkannya dengan desa yang berbatasan
langsung dengan Lembuak di sebelah selatan yaitu desa Batu Kute dan Tanak Beak.
Dari logat bicara dan kata-katanya banyak sekali terjadi perbedaan. Sehingga
dari beberapa fakta di atas penulis mengambil sebuah hipotesis jika yang di
satu desa saja ada banyak rumpun bahasa bagaimana dengan di satu wilayah? Pasti
akan lebih banyak lagi variasi bahasa tersebut. Oleh karena itu diperlukan
suatu bahasa yang dapat di pahami bersama oleh masyarakat dari segala lapisan
masyarakat dan Bahasa Indonesia lah jawabnnya.
Bahasa
Indonesia dari segi fonologi setiap masyarakat tidak ada kesulitan untuk
mengucapkan dan dimengerti karena dari hasil kajian seperti yang dilakukan
penulis pada tabel di atas, banyak kata dari Bahasa Indonesia di daerahkan.
Sebagai contoh kata “Timur” dalam bahasa Indonesia dalam bahasa Lembuaknya di
sebut “Timuk” yang di sesuaikan dengan lidah orang Lembuak itu sendiri. Begitu
juga dengan kata-kata yang lain, jadi relatif orang akan cepat mengerti ketika
belajar bahasa Indonesia.
Namun,
penggunaan Bahasa Indonesia ini tetap mempertahankan kearifan budaya dan bahasa
lokal yang ada di masing-masing daerah. Bahasa Indonesia digunakan untuk
berkomunikasi secara nasional dengan seluruh masyarakat Indonesia, adapun
ketika suatu kelompok masyarakat berbicara dengan kelompoknya dapat menggunakan
bahasa daerah. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam pergaulan secara nasional
secara langsung dan tidak langsung dapat membuat persatuan kita semakin kuat.
Karena dewasa ini bahasa merupakan suatu yang menjadi pertanda identitas
nasional.
Oleh
karena itu, pemerintah melalui banyak sekali programnya memperkenalkan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan sehari-hari. Program ini
membutuhkan bantuan dari kita semua agar apa yang kita niatkan agar Bahasa
Indonesia dapat menjadi pemersatu bangsa dapat kita wujudkan. Yang berarti
masyarakat kita akan bangga ketika mereka menggunakan Bahasa Indonesia dalam
pergaualan sehari-hari.
Pelajar
dan mahsiswa yang melanjutkan pendidikan di luar negeri akan dengan bangga
memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada rekan-rekannya dari Negara lain. Dampak
lain adalah masyarakat kita tidak akan terprovokasi oleh oknum-oknum yang
mengambil kepentingan dari ketidakmengertian masyarakat kita akan Bahasa
Indonesia. Ini juga berarti persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara ini akan
semakin baik yang sekali lagi disebabkan oleh kemampuan kita menggunakan Bahasa
Indonesia dalam pergaulan sehari-hari.
BAB IV
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Bahasa Indonesia adalah
satu-satunya bahasa yang dapat mewadahi kebhinekaan yang ada di wilayah
Indonesia, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan
dan komunikasi secara nasional akan membuat persatuan dan kesatuan bangsa semakin
terjaga dan jauh dari konflik horizontal yang disebabkan oleh kesalahpahaman
dalam berbahasa.
B.
SARAN
1. Pemerintah
daerah sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat benar-benar menjadikan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan dan juga dalam
berkomunikasi.
2. Masyarakat
khususnya pelajar dan mahasiswa juga ikut mendukung secara aktif dengan cara
menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan di sekolah maupun di kampus.
3. Kearifan
bahasa lokal juga tetap di pertahankan dalam wadah persatuan yang dilakukan
dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR
PUSTAKA
Chaer, Abdul.
2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Keraf, Gorys;
1981. Tata Bahasa Indonesia. Ende – Flores : Nusa Indah
Masinambouw,
E.K.M. ( ED ); 1980. Kata Majemuk – Beberapa Sumbangan Pikiran FSUL.
Parera, Jos
Daniel; 1977a. Pengantar Linguistik Umum. Seri A. Kisah zaman : Ende – Flores :
Nusa indah.
Pateda, Mansoer;
1981. Pengantar ke Bahasa Indonesia. Gorontalo : Viladan.
Pateda, Mansoer;
1981b. Babatan Fonologi. Gorontalo : Viladan.
Ramlan, M.;
1967. Ilmu Bahasa Indonesia – Morfologi. Yogyakarta : UP. Indonesia.
Rusyana, Yus dan
Samsuri; 1976. Pedoman Penulisan Tatabahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.
Samsuri; 1978.
Analisa Bahasa. Jakarta : Erlangga.
Sulaiman, Syaf
E; 1873. Pengantar Linguistik. Yogyakarta : Yayasan IKIP Yogyakarta.
Arifin, Zaenal
dan S. Amran Tasai. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Rusyana, Yus.
1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV
Diponegoro.
Pusat
Pengembangan Bahasa. 2004. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Samsuri. 1983. Analisis Bahasa.
Jakarta: Erlangga
2 komentar:
Terimakasih
Ok
Posting Komentar