Bahasa Inonesia sudah menjadi mafhum, kita
akan semangat melakukan sesuatu jika ada tujuan dan target yang dituju.
Bila tak ada tujuan, kita akan susah menentukan arah. Ataupun belajar
sekenanya. Begitu halnya ketika belajar bahasa Indonesia. Bahasa
kasarnya, buat apa sih kita repot-repot belajar bahasa Indonesia?
DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD : KLIK DI SINI
Nah, pertanyaan ini tentu saja berbeda jawabanya untuk dua kondisi.
Satu, bagi orang baru/asing yang belajar Bahasa Indonesia. Dua, untuk
orang Indonesia yang sudah sedikit banyak sebenarnya menguasai bahasa
Indonesia.
Untuk kondisi pertama, kita harus tahu apa yang membuatnya merasa
harus menguasai bahasa Indonesia. Mungkin karena alasan pekerjaan.
Mungkin juga alasan kekeluargaan, karena menikah dengan orang Indonesia.
Tak bisa dipungkiri bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa besar
dunia. Bahkan ditabsihkan sebagai bahasa ASEAN.
Untuk kondisi kedua, di mana sebenarnya ia sudah menguasai bahasa
Indonesia, berikut adalah tujuan belajar bahasa Indonesia. Pengetahuan
akan tujuan ini penting agar tidak ada lagi gerutuan, “kan di SD kita
sudah belajar bahasa Indonesia, masa sih belajar terus… he.”
tujuan belajar bahasa Indonesia:
- Agar dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kita harus terus membenahi diri agar bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
- Berbahasa yang baik artinya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Penjelasan sederhananya, misal ketika kita berbicara tentu harus
menyesuasikan situasi dan kondisi sekitar. Jika berbicara di pasar yang
bising tentu tidak disarankan untuk berbiacara panjang lebar dan detail.
Kadang hanya perlu berbicara denga singkat dan padat.
- Berbahasa yang benar artinya berbahasa sesuai kaidah bahasa.
Berbahasa yang benar sesuai kaidah bahasa. Misal dalam tulisan, ejaan
menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Menggunakan
bahasa yang baku, juga kaidah tata bahasa yang berlaku.
- Agar terampil berbahasa Indonesia
Keterampilan berbahasa meliputi:
- Menyimak
- Berbicara
- Membaca
- Menulis
- Menyimak
Keterampilan berbahasa paling dasar adalah menyimak (mendengarkan).
Hampir semua orang memiliki kemampuan mendengar. Tentu dengan
pengecualiaan orang yang Allah istimewakan. Meski begitu dalam pelajaran
bahasa Indonesia, orang (siswa) bukan hanya dituntut bisa mendengar
tapi juga mendengarkan (menyimak). Mendengarkan (menyimak) maknanya
mendengar sambil meresapi apa yang didengarnya. Jadi bukan sekadar
mendengar sepintas. Dalam pelajaran Indonesia inilah siswa diajarkan
keterampilan menyimak dengan baik.
- Berbicara
Sama seperti menyimak, mayoritas orang bisa berbicara. Namun
keterampilan berbicara cakupannya lebih luas, yakni dapat berbicara di
forum umum. Kalau berbicara di belakang forum, hampir semua orang bisa.
Tapi berbiara di hadapan banyak orang, belum tentu. Saking krusialnya
masalah berbicara di depan umum, bahkan sebuah hasil penelitian
(dikutip dari Majalah Annida) menyebutkan bahwa banyak orang yang lebih
takut berbicara di depan umum tinimbang kematian.
Kemampuan berbicara di depan umum inilah yang coba diasah dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa dituntut untuk mampu mengutarakan
gagasannya di depan khalayak, tidak sekadar berani berbicara di belakang
layar.
- Membaca
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia lah siswa pada tahun pertama
(kelas 1 SD) dan kelas berikutnya diajarkan membaca. Mulai dari belajar
huruf, mengeja “Ini Budi, ini Bapak Budi, dll”.
Setelah menguasai dasar membaca, siswa diarahkan untuk mencintai
kegiatan ini. Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca pengetahuan
siswa bertambah. Sayangnya di negeri ini kegiatan membaca kalah dengan
kegiatan lain semisal menonton televisi atau bermain
game.
- Menulis
Pada tahap awal, seiring pembelajaran membaca siswa juga diajarkan
untuk menulis. Mulai menulis huruf dan abjad, merangkai menjadi kata,
kemudian kalimat. Pada tahap berikutnya, kegiatan menulis diarahkan agar
siswa mampu mencipta, berkarya. Bukan sekadar menyalin tulisan. Menulis
yang dimaksud adalah membuat tulisan baru.
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap paling sulit.
Karena itulah hanya sedikit orang yang menguasai keterampilan ini. Tugas
guru mata pelajaran Indonesia membantu dan mengatasi kesulitan
tersebut.
- Mampu berekspresi dan apresiasi sastra
- 1.Apresiasi: Menikmati karya sastra
Pada tahap pertama siswa dikenalkan pada karya sastra berupa puisi,
pantun, cerpen, drama, dll. Mereka dikenalkan pada keindahan sastra.
Lama-kelamaan semoga saja itu dapat menjadikan siswa menikmati karya
sastra. Diharapkan siswa senang membaca puisi, cerpen, novel, menonton
drama, dll.
- Ekspresi: Menghasilkan karya sastra
Menghasilkan karya sastra tidak bermakna berat. “Menghasilkan”
tersebut bisa terwujud dalam kegiatan misal deklamasi puisi. Membaca
puisi merupakan aprsiasi sastra, sementara hasil deklamasinya adalah
ekspresi sastra. Hal lain yang termasuk ekspresi sastra adalah mencipta
puisi, cerpen, novel, drama, dll.
0 komentar:
Posting Komentar