Filsafat Penelitan Kualitatif; Berdasarkan sejarah sosial,
pendekatan kualitatif dibangun berdasarkan tradisi pemikiran Jerman yang lebih
banyak mengadopsi pemikiran Filsasat Plato
yang humanistis. Sebagaimana diketahui bahwa pandaangan Plato terhadapt manusia lebih banyak menempatkan
manusia sebagai makhluk yang humanistis daripada manusia sebagai homo Sapiens. Karena
itu Plato memandang manusia sebagai manusia, bahkan Plato terlebih melihat
manusia dipengaruhi oleh rasionya, karena itu manusia memiliki idealisme.
DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD DI SINI : http://adf.ly/1SoYVk
DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD DI SINI : http://adf.ly/1SoYVk
DASAR PENELITIAN KUALITATIF
Gagasan-gagasan
Plato memengaruhi Edmund Husserl, Martin Heidegger, dan Merleau Ponty. Mereka adalah
pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan
atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu
sama lain melainkan selalu berhubungan secara dialektis. Jadi, dalam pandangan
fenomenologi sesuatu yang tampak itu pasti bermakna menurut subjek yang
menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia
sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.
Tradisi pemikiran
Jerman yang Platonik, humanistis, idealistis ini menilhami pemikiran Kant
maupun Hegel tentang dunia ide yang kemudian melahirkan (menjadi akar tradisi) paradigm
genomenologi dalam penelitian social yang dikenal dengan paradigm penelitian
kualitatif, di mana paradigm ini berseberangan (berhadapan) denga tradisi
pemikiran Inggris dan Perancis yang positivistic.
Persaingan fenomenologi
dan positivism sebenarnya terjadi pada tataran penafsiran terhadap
ajaran-ajaran filsafat yang mendasari
pandangannya juga digunakan untuk menjelaskan keberadaannya. Dengan demikian,
maka paradgma fenomenologi juga menggunakan berbagai filsafat yang juga
mendasari pandangan positivisme.
Pendekatan kualitatif
selain didasari oleh filsafat penomenologi dan humanistis, juga mendasari
pendekatannya pada filsafat lainnya, seperti empiris, idealisme, kritisme,
vitalisme, dan rasionalisme. dengan kata lain bahwa pandangan yang mengatakan
hanya pendekatan kuantitatif (positivisme) yang mendasari pemikirannya
terhadapt empirisme, idealisme, kritisme, dan rasionalisme adalah pandangan
yang keliru, karena pada kenyatannya pendekatan kualitatif juga menggunakan
semua pandangan filsafat yang juga digunakan oleh pendekatan kuantitatif, tentu
dengan bentuk penafsiran yang sesuai dengan kepentingan fenomenologi, hal sama
juga dilakukan oleh positivisme terhadap
paradigma kuantitatif ketika menfsirkan filsafat-filsafat yang mendasarinya.
Dalam tradisi berpikir
positisvisme, bahwa pendekatan kualitatif dipandang sebagai kritik
terhadap potitivisme, para ahli filsafat
menamakannya dengan postpositivisme. Lahirnya postpositivisme karena beberapa
hal : (1) secara ontologis, postpositisvisme bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada
dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, tatapi suatu hal yang mustahil
apabila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti); (2)
secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidak cukup,
tatapi harus menggunakan metode triangulation, yaitu penggunaan bermacam-macam
metode, sumber data, peneliti, dan teori; (3) secara epistemologis, hubungan
antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidak
bisa dipisahkan, seperti yang diusulkan oleh aliran positivisme. Aliran ini
menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila
pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara
langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat
interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin,
sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.
Pengaruh empirisme
terhadap pendekatan kualitatif terletak pada bagaimana upaya pendekatan
kualitatif memecahkan misteri makna berdasarkan pada pengalaman peneliti dan
objek kajiannya. Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang
tak terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama
orang lain. Makna bukan sesuatu yang
lahir di luar pengalaman objek penelitian atau peneliti. Akan tetapi menjadi bagian rerbesar dari kehidupan
penelitian ataupun objek penelitian.
Disamping itu idealisme
menjadi roh dari analisis-analisis kualitatif, baik dari awal penelitian sampai
dengan kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang tejadi
antara penelti dan objek peneltian. Fenomena yang terjadi dalam penelitian
membtuhkan proses mental penelti untuk memaknakannya, engan demikian
pandangan-pandangan Hegel tentang idealisme memengaruhi penelti-peneliti kualitatif
dan ikut mengkonstruksikan hasil-hasil penelitian.
Peneliti kualitatif adalah peneliti yang memiliki
tingkat kritisme yang lebih dalam semua
proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi senjata utama menjalankan
semua proses penelitian. Pandangan-pandangan Kant bahwa kritisme adalah buah
kerja rasio dan empiris seseorang, akan sangat membantu peneliti kualitatif
membuka seluar-luasnya medan misteri, dengan demikian filsafat kritisme menjadi
dasar yang kuat dala seluruh proses
penelitian kualitatif.
Ketika Rene Descartes
mengajarkan rasionlisme sesbagai sumber semua pengetahuan, dengan demikian maka
ia berpendapat bahwa akal manusia menjadi sumber pengetahuan. Sebagaimana yang
terjadi, proses-proses penelitian, terlebih lagi penelitian kualitatif, di mana
membutuhkan kekuatan analisis yang leibih mendalam, terperinci namun meluas dan
holistis, maka kekuatan akan adalah
satu-satunya sumber kemampuan analisis dalam seluruh proses penelitian.
Substansi filsafat
vitalisme sejalan engan pandanga ini di mana kemandirian subjek penelitian
menentukan pemaknaan terhadapt apa yang dialaminya tentang diri dan
lingkungannya. Pendekatan kualitatif melhiat sebstansi filsafat vitalisme
sbagai hal yang amat berguna sebagai landasan untuk melihat perbedaan yang
terjadi pada setiap objek penelitian dalam pendekatan kualitatif.
sekian pembahasan mengenai Konsep Filsafat Penelitian, semoga bermanfaat untuk Anda, jangan lupa membaca berbagai artikel menarik dari blog ini seperti pada link di bawah ini:
Makalah Biologi Terapan : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/11/makalah-biologi-terapan.html
Sejarah Bahasa Indonesia : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-bahasa-indonesia.html
Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/bentuk-negara-dan-bentuk-pemerintahan.html
Hukum Mencukup Rambut Kemaluan dalam Islam : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/hukum-mencukur-rambut-kemaluan-dalam.html
Hukum Ekonomi : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/definisihukum-ekonomi-kataekonomi.html .
Atas kunjungan Anda ke Artikel ini saya ucapkan Terimakasih.
0 komentar:
Posting Komentar