TENGGELAMNYA NEGARA

TENGGELAMNYA NEGARA

            Adanya suatu keheranan bagi negara yang jauh dari Eropa Timur karena tiba-tiba Uni Sovyet, Cekoslowakia dan Yugoslavia hilang dari peta dunia. Uni Sovyet yang dulu menjadi pesaing Amerika Serikat dalam perang dingin dan senjata nuklir, terpecah menjadi negara –negara kecil kecuali Rusia yang tetap ingin mempertahankan negara-negara bagiannya.

DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD : KLIK DI SINI

            Adapun negara-negara bekas Uni Sovyet yang bubar pada tanggap 31 Desember 1991 adalah Armenia, Azerbaijan; Belorusia, Estonia, Georgia, Kyrgiztan, Latvia, Lithuania, Moldova, Tajikistan,  Turkmenistan, Ukrainia, Uzbekistan, dan Rusia sendiri serta terakhir Kazakstan yang penduduknya mayoritas  Islam tetapi negaranya banyak memiliki peluru kendali, bahkan antropolog Imam Bukhari lahir dan besar dari negeri ini.

            Cekoslowakia kemudian terbagi dua menjadi negara Ceko dan negara Slowakia, sedangkan negara Yugoslavia setelah mengalami perang saudara akhirnya memutuskan diri untuk berpisah yaitu, Serbia, Korasia, dan Bosnia Heszegovina yang Islami.

            Itulah sebabnya Kuwait dulu diserbu olehy Irak maka rajanya menghindar negera lain jadi walaupun wilayahnya tejajah tetapi kemudian dapat berdriri kembali pasca penjajahan. Palestina yang terjajah oleh islarael tetap berjuang sepanjang hidupnya dari zionis tersebut. Itulah sebabnya Indonesia ketika agresi pertama dan kesua, maka sengaja meliter di bawah pimpinan Jenderal Sudirman bergerilya sehingga ketika Sukarno dan Hata ditangkap Belanda, Syarifudin Prawiranegara memimpin republik muda ini dari Bukit Tinggi, bahkan tidak menutup kemungkinan Indonesia dipimpin dari India oleh A.A Maramis putera Indonesia yang ketika iut berada di Negeri  Jiran itu. Jadi walaupun pemerintah  berganti sebernarnya negara belum berubah seperti Indonesia dibawah Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi sekarang ini, Perancis di bawah republik pertama sampai dengan kelima, dan Iran diwabah Syah Iran yang dilanjutkan oleh pemerintahan para Mullah yan dialwali oleh Imam Ayatullah Rohullah Khomeini.