TUGAS KULIAH
NAMA : PUTRA SAHDAN
NIM : F1081131045
KELAS : 3 A. REG A
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis diberi kemudahan dalam
menyusunan makalah ini yang
berjudul “Keanekaragaman Hayati”. Tidak lupa juga shalawat serta salam atas junjungan kita
Nabi Besar Muhammad Saw. serta kepada keluarga, saudara, sahabat dan
kerabatnya.
DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD : KLIK DI SINI
Selain sebagai tugas, penulis membuat makalah ini untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada pembaca tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang sangat mengagumkan yang tersebar di seluruh belahan nusantara.
Selain sebagai tugas, penulis membuat makalah ini untuk memberikan pengetahuan tambahan kepada pembaca tentang keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia yang sangat mengagumkan yang tersebar di seluruh belahan nusantara.
Dalam
penyusunan makalah ini saya selaku penulis banyak mendapatkan bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kesalahan yang dilakukan.
Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya penulis akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan pembaca dan kita semua
Wasalamualaikum wr.wb
Pontianak, Desember 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama negara Indonesia
dikenal sebagai salah satu yang memiliki tumbuhan dan hewan yang tak terhitung
jumlahnya. Sedangkan di dunia ini tidak ada dua individu yang benar benar sama.
Setiap individu pasti memiliki ciri-ciri khusus yang menyebabkannya berbeda
dari mahluk hidup yang lain sehinggga menimbulkan keanekaragaman. Kekhasan dan
tingginya tingkat keanekaragaman mahluk hidup sangat bermanfaat untuk
kelangsungan hidup manusia. Keanekaragaman mahluk hidup tersebut kemudian
dikenal dengan istilah keanekaragaman hayati. Karena mempunyai banyak sekali
manfaat maka keanekaragaman hayati akan sering dipergunakan sehingga akan
berakibat pada penurunan jumlah keanekaragaman hayati tersebut. Maka sebelum
jenis keanekaragaman tersebut punah maka harus dilakukan upaya upaya
pencegahannya.
B. Rumusan Masalah
Masalah
umum yang terdapat dalam penulisan makalah ini adalah tentang keanekaragaman hayati. Agar permasalahan
tersebut tidak terlalu luas maka dibatasi menjadi sub-sub masalah sebagai
berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Apa
saja tingkat keanekaragaman hayati?
3. Apa
fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati di Indonesia ?
4. Apa
faktor penyebab menghilangnya keanekaragaman hayati ?
5. Bagaimana
usaha pelestarian keanekaragaman hayati ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penilisan makalah ini adalah
untuk
1. Untuk
mengetahui tentang pengertian keanekaragaman hayati;
2. Untuk
mengetahui tingkat keanekaragaman hayati;
3. Untuk
mengetahui fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati;
4. Untuk
mengetahui faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati;
5. Untuk
mengetahui bagaimana usaha pelestarian keanekaragaman hayati.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai
dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca tentang
keanekaragaman hayati dan bagaimana cara untuk melestarikannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut
UU No. 5 Tahun 1994, “keanekaragamana hayati adalah keanekaragaman diantara
mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem
akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem.”
Menurut Soerjani (1996), “keanekaragaman
hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik di mana mahluk hidup
tersebut berada.”
Jadi, keanekaragaman hayati adalah
segala keanekaragaman mahluk hidup yang bersifat unik baik didaratan maupun
lautan yang meliputi perbedaan gen, spesies dan ekosistem.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman
genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies baik di antara
populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu-individu dalam satu populasi.”
Jadi keanekaragaman genetik adalah
variasi atau perbedaan dalam satu spesies.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman
spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang
bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat diartikan sebagai sekelompok
individu yang menunjukkan beberapa karakteristik penting berbeda dari kelompok-kelompok
lain baik secara morfologi, fisiologi atau biokimia.”
Jadi, keanekaragaman spesies adalah
variasi, bentuk, penampakan, dan frekuensi antara spesies yang satu dan spesies
yang lain.
Mochamad Indrawan (2007), menyatakan “Keanekaragaman
ekosistem merupakan komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing masing.”
Jadi, keanekaragaman ekosistem adalah
bentuk interaksi atau hubungan timbal balik mahluk hidup yang satu dengan mahuk
hidup yang lain dan antara mahluk hidup dengan lingkunganya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan
kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan
kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang
terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
Berdasarkan
pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu
keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies (jenis), dan
Keanekaragaman ekosistem.
B.
Tingkat
Keanekaragaman Hayati
1.
Keanekaragaman
Tingkat Gen
Keanekaragaman
gen adalah variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam suatu jenis atau
spesies mahluk hidup. Contohnya, buah
durian (Durio ziberhinus) ada yang berkulit tebal, berkulit tipis, berdaging
buah tebal, berdaging buah tipis, berbiji besar, atau berbiji kecil. Sementara
keanekaragaman genetik pada spesies hewan, misalnya warna rambut pada kucing
(Felis silvestris catus) ada yang berwarna hitam, putih, abu-abu, dan cokelat.
Keanekaragaman
sifat genetik pada suatu organisme dikendalikan oleh gen-gen yang terdapat di
dalam kromosom yang di milikinya. Kromosom tersebut diperoleh dari kedua
induknya dari pewarisan sifat. Namun demikian, ekspresi gen suatu organisme
juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
tempat hidupnya.
Peningkatan
keanekaraman gen dapat terjadi melalui hibridisasi atau perkawinan silang
antara organisme satu spesies yang berbeda sifat, atau melalui proses domestikasi
atau budidaya hewan atau tumbuhan liar oleh manusia. Dengan hibridisasi akan
diperoleh sifat genetik baru dari organisme-organisme pada satu spesies.
Keanekaragaman gen pada organisme dalam satu spesies disebut varietas atau ras.
2.
Keanekaragaman
Tingkat Jenis (Spesies)
Keanekaragaman
jenis atau spesies adalah perbedaan yang dapat ditemukan pada komunitas atau
kelompok berbagai spesies yang hidup disuatu tempat. Contohnya disuatu halaman
terdapat pohon mangga, kelapa, jeruk, rambutan, bunga mawar, melati, cempaka,
jahe, kunyit, burung, kumbang, lebah, semut, kupu-kupuu, dan cacing.
3.
Keanekaragaman
Tingkat Ekosistem
Ekosistem
terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara satu
spesies dengan spesies lain, dan juga antara spesies dengan lingkungan
abiotik tempat hidupnya, misalnya : suhu,
udara air, tanah, kelembapan, cahaya matahari, dan mineral.
Ekosistem
bervariasi sesuai spesies pembentuknya, misalnya ekosistem alami antara lain :
hutan, rawa, terumbu karang, laut dalam, padang lamun (antara terumbu karang
dengan mangrove), mangrove (hutan bakau), pantai pasir, pantai batu, estuari (muara
sungai), danau, sungai, padang pasir, dan padang rumput. Jenis organisme yang
menyusun setiap ekosistem juga berbeda beda misalnya pada ekosistem sungai
terdapat ikan, kepiting, udang, ular, dan ganggang air tawar.
Keanekaragaman
ekosistem di suatu wilayah ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain posisi
tempat berdasarkan garis lintang, ketinggian tempat, iklim, cahaya matahari,
kelembapan, suhu, dan kondisi tanah.
C.
Fungsi
dan Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman Hayati Indonesia merupakan anugrah terbesar
dati Tuhan Yang Maha Kuasa. Keanekaragaman hayati memiliki beberapa fungsi,
yaitu sebagai berikut.
1. Nilai Ekonomi Keanekaragaman Hayati
Nilai
ekonomi keanekaragaman hayati merupakan nilai kemanfaatan dari berbagai sumber
hayati yang dapat menghasilkan keuntungan bagi penggunaanya, yaitu dapat di
perjual belikan. Keanekaragaman hayati yang memiliki nilai ekonomi antara lain
sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetik, sandang, papan, dan memiliki aspek
budaya.
a. Keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan pangan.
Keanekaragaman
hayati di jadikan sebagai makanan pokok yang di konsumsi oleh manusia misalnya
dari tumbuhan yaitu padi, jangung, singkong, ubi jalar, talas kentang, sorgum
dan lain lain sedangkan dari hewan misalnya daging sapi, daging ayam, ikan laut
dan telur.
b. Keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan obat-obatan
Keanekaragaman
hayati yang berasal dari tumbuhan sebagai sumber obat-obatan, misalnya :
mengkudu untuk menurunkan tekanan darah tinggi, kina untuk obat malaria, buah
merah untuk mengobati kanker, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sedangkan yang
berasal dari hewan contohnya madu lebah dimanfaatkan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh, dan bagian daging dan lemak ular dipercaya dapat mengobati
penyakit kulit
c. Keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan kosmetik
Beberapa
tumbuhan digunakan untuk kosmetika,
antara lain sebagai berikut misalnya : Bunga mawar, melati, cendana, kenanga,
dan kemuning dimanfaatkan untuk wewangian (parfum). Kemuning, bengkoang,
alpukat, dan beras digunakan sebagai lulur tradisional untuk menghaluskan
kulit. Sedangkan urang aring, mangkokan, pandan, minyak kelapa, dan lidah buaya
digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut.
d. Keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan sandang
Keanekaragaman
hayati yang dijadikan sumber sandang, misalnya : rami, kapas, pisang hutan atau
abaca, dan jute, dimanfaatkan seratnya untuk membuat kain atau bahan pakaian,
ulat sutera untuk membuat kain sutera yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi, kulit sapi dan kambing untuk membuat jaket, bulu burung untuk membuat
aksesoris pakaian.
e. Keanekaragaman
hayati sebagai sumber bahan papan
Sebagai
bahan papan, keanekaragaman hayati dimanfaatkan untuk membuat rumah dan
sejenisnya misalnya kayu jati, kelapa, nangka, meranti keruing, rasamala, ulin
dan bambu dimanfaatkan kayunya untuk membuat jendela, pintu, tiang dan atap
rumah.
f. Keanekaragaman
hayati sebagai aspek budaya
Beberapa
upacara ritual keagamaan dan kepercayaan antara lain : Budaya nyeka (ziarah
kubur) pada masyarakat jawa menggunakan bunga mawar, kenanga, kuntil, dan
melati. Umat islam menggunakan heawan ternak seperti sapi, kambing dan kerbau
pada hari qurban. Upacara ngaben di Bali menggunakan 39 jenis tumbuhan yang
mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain kenanga, melati,
cempaka, pandan, sirih, dan cendana.
2.
Nilai
Pendidikan Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman
hayati dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manusia. Pemanfaatan hewan dan
tumbuhan digunakan untuk bahan percobaan untuk kedokteran dan eksperimen
eksperimen tertentu.
3.
Nilai
Ekologi Keanekaragaman Hayati
Nilai
ekologi dari keanekaragaman hayati, antar lain sebagai perlindungan terhadap
kerusakan lahan karena akar tanaman akan melindungi tanah dari kerusakan,
pengikisan, menyerap air hujan sehingga tidak terjadi banjir atau tanah
longsor.
D.
Faktor
Penyebab Menghilangnya Keanekaragaman Hayati
Menghilangnya
kanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh beberapa faktor
berikut ini :
1.
Hilangnya
Habitat
Daftar
merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) menunjukkan bahwa
hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen pertanian dan hutan yang tidak
berkelanjutan menjadi penyebab terbesar hilangnya kenaekaragaman hayati.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan semakin bertambah pula kebutuhan yang
harus dipenuhi. Lahan yang tersedia untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin
sempit karena digunakan untuk tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan
sebai lahan pertanian atau dijadikan lahan industri.
2.
Pencemaran
Tanah, Udara, dan Air
Zat
pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa polutan
berbahaya bagi organisme misalnya, nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan
dari kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam yang
merusak ekosistem. Pembuangan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan
menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar
ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah, antara
lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan rantai makanan organisme.
3.
Perubahan
Iklim
Salah
satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon dioksida
(CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), “ efek
rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-30C dalam kurn waktu 100 tahun.”
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan permukaan
air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan fungsi
ekosistem lautan.
4.
Eksploitasi
Tanaman dan Hewan
Eksploitasi Hewan dan tumbuhan secara
besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, misalnya kayu hutan yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna
sirip kuning yang harganya mahal dan banyak diminati oleh pencinta makanan
laut. Eksploitasi yang berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies
tertentu, apalagi bila tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.
5.
Masuknya
Spesies Pendatang
Masuknya
spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal yang
sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut. Beberapa
spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai ekosistem.
Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan spesies endemik
Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah karena dimangssa oleh
ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibawa dari jepang dan menjadi spesies invasif
di danau tersebut.
6.
Industrilisasi
Pertanian dan Hutan
Para
petani cendrung menanam tumbuhan dan memelihara hewan yang bersifat unggul dan
menguntungkan, sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul dan kurang
menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian atau hutan
industri umumnya hanya ditanami satu jeis tanaman (monokultur) misalnya teh,
karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat
spesies.
E.
Usaha
Pelestarian Keanekaragaman Hayati
Menurunnya
keanekaragaman hayati menyebabkan semakin sedikit pula manfaat yang dapat
diperoleh manusia. Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan melakukan
pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati. Konservasi keanekaragaman
hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :
a)
Menjamin kelestarian fungsi ekosistem
sebagai penyangga kehidupan;
b)
Mencegah kepunahan spesies yang
disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali;
c)
Menyediakan sumber plasma nuftah untuk
mendukung pengembangan dan budidaya tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan
ternak.
Konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia diatur
oleh UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya dan UU No. 23 tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan tiga azas, yaitu tanggung
jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.
Pelestarian sumber daya alam hayati
harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan banyak pihak. Beikut ini akan dijelaskan dua jenis
pelestarian yaitu pelestarian secara In Situ dan Pelestarian Ek Situ.
1.
Pelestarian
Secara In Situ
Pelestarian
secara in situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di
habitat asalnya. Contohnya, bunga Rafflesia arnoldi di Bengkulu, badak jawa di
Ujung Kulon, dan komodo di Pulau Komodo. Yang termasuk pelestarian sumber daya
alam hayati secara in situ yaitu :
a) Perlindungan
alam ketat, yaitu perlindungan alam yang membiarkan alam berkembang secara
alamiah.
b) Perlindungan
alam terbimbing, yaitu perlindungan alam yang dibina oleh para ahli.
c) Perlindungan
geologi, yaitu perlindungan terhadap formasi geologi (tanah).
d) Perlindungan
alam zoologi, yaitu perlindungan terhadap hewan langka dan hampir punah serta
perkembangbiakannya.
e) Perlindungan
alam botani, yaitu perlindungan terhadap tumbuhan.
f) Taman
nasional, digunakan sebagai tempat rekreasi.
g) Perlindungan
pemandangan alam berupa danau dan air terjun.
h) Perlindungan
monumen alam berupa perlindungan terhadap benda benda alam yang terpencil.
i)
Perlindungan suaka margasatwa, yaitu
perlindungan hewan dari perburuan.
2.
Pelestarian
Secara Ek Situ
Pelestarian
secara ek situ artinya pelestarian sumber daya alam hayati yang dilakukan di
luar habitat asalnya atau dipelihara di tempat lain. Pelestarian secara ek situ
ada beberapa macam, misalnya kebun koleksi, kebun plasma nuftah, dan kebun
raya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman hayati
(biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan kesuluruhan
atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Tingkat
keanekaragaman hayati terdiri dari tiga yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
Fungsi dan manfaat keanekaragaman
hayati yaitu memiliki nilai ekonomi sebagai sumber bahan pangan, obat-obatan,
kosmetik, sandang, papan dan memiliki aspek budaya. Selain itu keanekaragaman
hayati juga memiliki nilai pendidikan dan ekologi.
Faktor-faktor yang menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati di suatu daerah disebabkan oleh hilangnya
habitat, pencemaran tanah, udara dan air, perubahan iklim, eksploitasi tanaman
dan hewan, masuknya spesies pendatang dan industrilisasi pertanian dan hutan.
Untuk mencegah kepunahan
keanekaragaman hayati diperlukan usaha untuk melestarikannya baik usaha untuk
perlindungan maupun pengawetan alam serta pelestarian keanekaragaman hayati
yang meliputi pelestarian secara in situ maupun ek situ.
B.
Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai
jenis keanekaragaman baik hewan maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka
diperlukan usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk
melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-oknum yang
bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas.
(2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta : Erlangga.
Nunung
Nurhayati, Mukhlis, & Agus Jaya. (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. (cetakan ke-1). Bandung : Yrama Widya.
Henny
Riandari. (2014). Biologi untuk Kelas X
SMA dan MA. Solo : Global
Mochamad
Indrawan. (2007). Biologi Konservasi.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Supardi.
(1994). Lingkungan Hidup dan
Kelestariannya. Bandung : Alumni
Anonim.
(2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
4 komentar:
Izin Copy Paste yah untuk tugas sekolah :)
Terimakasih
Izin Copy Paste yah untuk Tugas Sekolah
Terimakasih :)
Izin copy paste jga buat tugas kampus terima kasih:)
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan kesuluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada daerah. Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya, serta ekosistem yang dibangunnya.
Posting Komentar