24 November, 2015

FILSAFAT PENELITIAN



Filsafat Penelitan Kualitatif; Berdasarkan sejarah sosial, pendekatan kualitatif dibangun berdasarkan tradisi pemikiran Jerman yang lebih banyak mengadopsi pemikiran Filsasat  Plato yang humanistis. Sebagaimana diketahui bahwa pandaangan Plato  terhadapt manusia lebih banyak menempatkan manusia sebagai makhluk yang humanistis daripada manusia sebagai homo Sapiens. Karena itu Plato memandang manusia sebagai manusia, bahkan Plato terlebih melihat manusia dipengaruhi oleh rasionya, karena itu manusia memiliki idealisme. 

DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD DI SINI : http://adf.ly/1SoYVk

filsafat penelitian

 

DASAR PENELITIAN KUALITATIF

Gagasan-gagasan Plato memengaruhi Edmund Husserl, Martin Heidegger, dan Merleau Ponty. Mereka adalah pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain melainkan selalu berhubungan secara dialektis. Jadi, dalam pandangan fenomenologi sesuatu yang tampak itu pasti bermakna menurut subjek yang menampakkan fenomena itu, karena setiap fenomena berasal dari kesadaran manusia sehingga sebuah fenomena pasti ada maknanya.
Tradisi pemikiran Jerman yang Platonik, humanistis, idealistis ini menilhami pemikiran Kant maupun Hegel tentang dunia ide yang kemudian melahirkan (menjadi akar tradisi) paradigm genomenologi dalam penelitian social yang dikenal dengan paradigm penelitian kualitatif, di mana paradigm ini berseberangan (berhadapan) denga tradisi pemikiran Inggris dan Perancis yang positivistic.
Persaingan fenomenologi dan positivism sebenarnya terjadi pada tataran penafsiran terhadap ajaran-ajaran filsafat yang  mendasari pandangannya juga digunakan untuk menjelaskan keberadaannya. Dengan demikian, maka paradgma fenomenologi juga menggunakan berbagai filsafat yang juga mendasari pandangan positivisme.
Pendekatan kualitatif selain didasari oleh filsafat penomenologi dan humanistis, juga mendasari pendekatannya pada filsafat lainnya, seperti empiris, idealisme, kritisme, vitalisme, dan rasionalisme. dengan kata lain bahwa pandangan yang mengatakan hanya pendekatan kuantitatif (positivisme) yang mendasari pemikirannya terhadapt empirisme, idealisme, kritisme, dan rasionalisme adalah pandangan yang keliru, karena pada kenyatannya pendekatan kualitatif juga menggunakan semua pandangan filsafat yang juga digunakan oleh pendekatan kuantitatif, tentu dengan bentuk penafsiran yang sesuai dengan kepentingan fenomenologi, hal sama juga dilakukan oleh positivisme  terhadap paradigma kuantitatif ketika menfsirkan filsafat-filsafat yang mendasarinya.
Dalam tradisi berpikir positisvisme, bahwa pendekatan kualitatif dipandang sebagai kritik terhadap  potitivisme, para ahli filsafat menamakannya dengan postpositivisme. Lahirnya postpositivisme karena beberapa hal : (1) secara ontologis, postpositisvisme bersifat critical realism  yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hokum alam, tatapi suatu hal yang mustahil apabila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti); (2) secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi tidak cukup, tatapi harus menggunakan metode triangulation, yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, peneliti, dan teori; (3) secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti dengan objek atau realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan, seperti yang diusulkan oleh aliran positivisme. Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin, sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.
Pengaruh empirisme terhadap pendekatan kualitatif terletak pada bagaimana upaya pendekatan kualitatif memecahkan misteri makna berdasarkan pada pengalaman peneliti dan objek kajiannya. Pendekatan kualitatif memandang bahwa makna adalah bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman seseorang dalam kehidupan sosialnya bersama orang lain.  Makna bukan sesuatu yang lahir di luar pengalaman objek penelitian atau peneliti.  Akan tetapi menjadi bagian rerbesar dari kehidupan penelitian ataupun objek penelitian.
Disamping itu idealisme menjadi roh dari analisis-analisis kualitatif, baik dari awal penelitian sampai dengan kepada peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang tejadi antara penelti dan objek peneltian. Fenomena yang terjadi dalam penelitian membtuhkan proses mental penelti untuk memaknakannya, engan demikian pandangan-pandangan Hegel tentang idealisme memengaruhi penelti-peneliti kualitatif dan ikut mengkonstruksikan hasil-hasil penelitian.
Peneliti  kualitatif adalah peneliti yang memiliki tingkat kritisme yang lebih dalam  semua proses penelitian. Kekuatan kritisme peneliti menjadi senjata utama menjalankan semua proses penelitian. Pandangan-pandangan Kant bahwa kritisme adalah buah kerja rasio dan empiris seseorang, akan sangat membantu peneliti kualitatif membuka seluar-luasnya medan misteri, dengan demikian filsafat kritisme menjadi dasar  yang kuat dala seluruh proses penelitian kualitatif.
Ketika Rene Descartes mengajarkan rasionlisme sesbagai sumber semua pengetahuan, dengan demikian maka ia berpendapat bahwa akal manusia menjadi sumber pengetahuan. Sebagaimana yang terjadi, proses-proses penelitian, terlebih lagi penelitian kualitatif, di mana membutuhkan kekuatan analisis yang leibih mendalam, terperinci namun meluas dan holistis, maka kekuatan akan adalah  satu-satunya sumber kemampuan analisis dalam seluruh proses penelitian.
Substansi filsafat vitalisme sejalan engan pandanga ini di mana kemandirian subjek penelitian menentukan pemaknaan terhadapt apa yang dialaminya tentang diri dan lingkungannya. Pendekatan kualitatif melhiat sebstansi filsafat vitalisme sbagai hal yang amat berguna sebagai landasan untuk melihat perbedaan yang terjadi pada setiap objek penelitian dalam pendekatan kualitatif.

sekian pembahasan mengenai Konsep Filsafat Penelitian, semoga bermanfaat untuk Anda, jangan lupa membaca berbagai artikel menarik dari blog ini seperti pada link di bawah ini:

Makalah Biologi Terapan : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/11/makalah-biologi-terapan.html
Sejarah Bahasa Indonesia : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/11/sejarah-bahasa-indonesia.html
Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/bentuk-negara-dan-bentuk-pemerintahan.html
Hukum Mencukup Rambut Kemaluan dalam Islam : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/hukum-mencukur-rambut-kemaluan-dalam.html
Hukum Ekonomi : http://mariberbagi-ilmu2.blogspot.co.id/2015/02/definisihukum-ekonomi-kataekonomi.html .


Atas kunjungan Anda ke Artikel ini saya ucapkan Terimakasih.




Lokasi:INDONESIA Indonesia

0 komentar:

luvne.com tipscantiknya.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com