21 November, 2015

KEDAULATAN NEGARA

KEDAULATAN NEGARA

            Ada negara yang menganggap bahwa kedaulatannya di tangan rakyat artinya suara rakyat banyak benar-benar dedengar, keluhannya, penderitaannya, menurut mereka inilah contoh negara demokrasi, oleh rakyat dan utnuk rakyat, tetapi hal ini tampaknya hanya sekedar untuk menutupi perilaku pemerintah yang berkuasa, karena negara-negara komunis sering mengatakn negara demokrasi tetapi  memaksakan kehendaknya demi partai tunggal sosialisme, negara liberal sering mengucapkan  demokrasi tetapi mereka menyebar luaskannya melaluli pemaksaan, mereka sendiri masa lalunya merupkan negara penjajah, dan masyarakat kulit putih dan masyarakat kulit hitam serta kulit berwarna dibedakan statusnya, oleh karena itu bila ada yang mengatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat, maka yang membuktikannya adalah sejaumana pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyatnya, baik langsung maupun melalui perwakilan pada badan legislatif.

DOWNLOAD VERSI MICROSOFT WORD  : KLIK DI SINI



            Ada pula negara yang mengatakan bahwa kedaulatan berada ditangan hukum, artinya supremasi  hukum dinomor satukan, peraturan  dijunjung tinggi, tetapi bukankah tiak sedikit negara yang mengaku negara hukum, tetapi hukum yang dibuat olwh manusia, dan manusia tersebut hanya terbatas pada sekelompok manusia elit yang berada di lingkungan yang dekat dengan kekuasaan, apakah langsung eksekutif ataupun legistlatif, tetapi legislatif (parlemen) yang ditujukan oleh pemerintah yang berkuasa, resikonya sering dibuat hukum yang mengkebiri pers, hikum yang menjengal demonstrasi dan protes kepada pemerintah, kalau perlu dengan tuduhan teroritis kendati yang dituduh adalah mereka yang membela rakyat kecil, oleh karan itu kalau ada  negara yang kedaulatannya berdasarkan atas dasar hukum, alat pengujiannya adalah sejauhmana hukum itu dibuat olwh pihak wakil rakyat untuk mengatur dan mengurus hubungan rakyat dengan pemerintahnya  secara baik dan benar, kalau perlu dengan mencarai kaitannya dengan moral agama.

            Ada pula negara yang mengatakan bahwa kedaulatannya berada di tanga Tuhan, jadi Tuhan Yang Maha Esa yang menentukan jalannya roda pemerintahan, apabila diatur oleh sang Pencipta dunia ini maka yang melanggarnya akan berdosa, hanya saja kemudian yanng perlu diperhatikan adalah siapakan orang berada sebagai pelaksana jalannya roda pemerintahan itu sendiri, apakah benar yang bersangkutan berdasarkan kitab suci ataukah hanya menafsirkan sesuai seleranya dengan mencocokkan aturannya pada kitab suci, apabila merugikan  diri elit penguasa lalu dihilangkan tetapi ketika menguntungkan pengusasa maka diekspos sebagai perintah Tuhan, oleh karena itu kalau ada negara yang mengaku sebagai negara yang  kedaulatannya berada ditangan Tuhan, maka perlu diuiji sejauhmana pemimpin pemerintahannya melaksanakan Kitab Suci Agamanya, serta sejaumana penafsiraran pribadinya memiliki kontribusi untuk merubah, itupun kalau agama yang dipakai yang bersangkutan apakah agama yang baik dan benar.

            Ada pula negara yang terus terang mengatakan bahwa kedaulatannya berada di tangan raja, inilah bentuk yang paling mengkultuskan manusia di muka bumi, bahkan pernyataan yang mengatakan bahwa raja dan keluarganya adalah bangsawan yang berdarah biru, adalah terlalu melebih-lebihkan manusia oleh manusia, karena darah manusia bukankah sama merah warnanya, tetapi karena kulit para raja putih warnanya lalu urat nadinya terlihat berwarna biru maka lahirlah istilah darah biru, apalagi rakyat jelata karena beratnya bekerja di terik matahari menjadikan kulit mereka hitam legam, sehingga dianggap berdarah lain yang tidak terhormat, inilah cikal bakal lahirnya kasta dalam masyarakat, kendati semua agama pada prinsipnya menyamakan derajat manusia.


            Adapula negara yang mengatakan bahwa kedaulatannya berada di tangan negara sendiri, hal ini karena melihat terlalu dibedaknnya manusia atas manusia maka untuk mengantisifasinya perbedaan kelas negara membuat peraturan ketat yang tidak boleh dilanggar rakyat, demi negara semua harus mengalah, ini terlihat pada negara negara komunis yang menjadikan negara berkuasa secara tirani, kendatipunnegara milik orang banyak secara bersama, sehingga cara ini dianggap  diktator protelariat, tetapi bagaimana dengan pemimpin pemerintahan itu sendiri, apakah mereka juga tunduk kepada negara. Walaupun di negara komuni pemimpinnya selalu memakai pakaian militer, pakaian buruh, dan uniform yang dibuat sama rasa dan sama rata namun perilaku kejam pemimpin yang mengatas-namakan negara, tetap tidak menghormati negara itu sendiri, akhirnya lahirlah kata-kata (slogan) “negara adalah saya”, bagi para pemimpinnya, kata-kata pemimpin adalah kata-kata resmi negara.
Lokasi:INDONESIA Indonesia

0 komentar:

luvne.com tipscantiknya.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com